pertama bersua muka
hati begetar tak terperi
melihat tawa riang
dibalik wajah yang manja
pekenalan mesra gagah terjalin
detik demi detik kita gembira
magis dikau mengena
sehingga lahir satu jiwa
aku suka padamu
namun bunga layu pada musim luruh
kau yang ku sangka setongkol emas
rupanya sudah milik orang
bunga yang ku puja
rupanya sudah berkumbang
kau bukan aku
yang merasa sakit
gugurnya mawar di tangan insan lain
berdarah tiada henti
aku bukan kau
berdiam menipu daku
permain mata hati jiwa
tersadai di banjaran
marilah rasakan resapkan
kesedihan melanda pentasku
No comments:
Post a Comment